Pelanggaran
Etika Bisnis yang Terjadi pada Era Globalisasi
Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
bisnis, yang mencangkup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dam juga masyarakat. semua ini mencangkup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. antara lain
adalah :
1.
Pengendalian
diri
2.
Pengembangan
tanggung jawab social ( social responsibility)
3.
Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
infomasi dan teknologi
4.
Menciptakan
persaingan yang sehat
5.
Mampu
menyatakan yang benar itu benar
6.
Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
7.
Menghindari
sifat 5K (kolusi, kongkalikong, katabelece, koneksi, komisi)
8.
Menumbuh
kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
9.
Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10.
menumbuhkan
sikap saling percaya antara pengusaha 1 dan golongan pengusaha lainnya
11.
perlu
adanya sebagian etika bisnis yang di \tuangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undagan
Ada
3 jenis masalah yang dihadapi dalam etika bisnis yaitu :
1.
Sistematik
Masalah-masalah
sistematik dalam etika bisnis biasanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul
mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana
bisnis beroperasi.
1.
Korporasi
Permasalahan
korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam
perusahaan-perusahaan tertentu. permasalahan ini mencangkup pertanyaan tentang
moralitas, aktivitas, praktik, dan struktur organisasional perusahaan individu
sebagai keseluruhan.
1.
Individu
Permasalahan
individu dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu
tertentu dalam perusahaan. masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas
keputusan, tindakan, dan karakteristik individu.
Bentuk
Pelanggaran yang Terjadi Dalam Dunia Bisnis
Suatu
kenyataan skarang ini yang kita hadapi dalam masyarakat adalah tentang prilaku
menyimpang dari ajaran agama, moral, dan merosotnya etika bisnis. Tumbuh gejala
kurangnya rasa solidaritas, tanggungjawab sosial, tingkat kejujuran, saling
curiga, dan sulit percaya kepada seorang pengusaha jika berhubungan untuk
pertama kali. Kepercayaan baru terbentuk jika sudah terjadi transaksi beberapa
kali. Namun ada saja yang mencari peluang untuk menipu, setelah terjadi
hubungan dagang yang mulus dan lancar beberapa kali, dan pembayaran lancar
kalau sudah saling percaya. Tapi akhirnya yang astu menipu yang lainnya,
memanfaatkan kepercayaan yang baru terbentuk.
Gejala
persaingan yang tidak sehat, menggunakan cek mundur dan cek kosong, utang
menunggak tidak dibayar, penyogokan, saling mematikan di antara pesaing dengan
cara membuat isu negatif terhadap lawan, dan komersialisasi birokrasi tampaknya
merupakan hal biasa. Hal yang kurang etis sering pula dilakukan dalam hal
memotong relasi saingan. Apabila seseorang mempunyai langganan setia, kemudian
oleh lawannya disaingi dengan menawarkan barang dengan harga yang lebih murah,
malah kadang-kadang harga rugi. Ini akan berakibat mematikan saingan dan
merugikan diri sendiri dan sama sekali tidak etis.
Pelanggaran
etika atau diabaikannya prilaku etis dijumpai diberbagai bidang pada profesi,
antara lain terlihat dalam profesi sebagi berikut:
Pada
profesi akuntan misalnya membantu sebuah perusahaan dalam keringanan pajak,
seperti mengecilkan jumlah penghasilan dan memperbesar pos biaya. Contoh
lain Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum adalah sebuah perusahaan yang
pailit akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam
melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak memberikan pesongan sebagaimana
yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
Pelanggaran
etika bisnis terhadap akuntabilitas misalnya sebuah RS Swasta melalui pihak
Pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan yang akan mendaftar PNS secara
otomotis dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah seorang karyawan di RS
Swasta itu mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus karena menurut
pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola, dalam hal ini direktur, sehingga segala
hak dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola bukan Pengurus. Pihak
Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan
tersebut. Karena sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan mengundurkan diri. Dari
kasus ini RS Swasta itu dapat dikatakan melanggar prinsip akuntabilitas karena
tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara Pengelola
dan Pengurus Rumah Sakit.
Berbisnis
Dengan Etika Bisnis
Pelaksanaan
etika bisnis di masyarakat sangat didambakan oleh semua orang. Namun banyak
pula orang yang tidak ingin melaksanakan etika ini secara murni. Mereka masih
berusaha melanggar perjanjian, manipulasi dalam segala tindakan. Meraka kurang
memahami etika bisnis, atau mungkin saja mereka paham, tetapi memang tidak mau
melaksnakan. Etika bisnis sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis, karena hal ini
akan mendukung terjadinya persaingan secara sehat di antara para pengusaha.
Begitu pen-tingnya etika bisnis maka ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok
etika bisnis, yaitu sebagai berikut:
1.
Etika
bisnis sebagai etika profesi membahas sebagai prinsip, kondisi, dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Sasaran ini lebih
ditujukan kepada para manajer dan pelaku bisnis, dan sering lebih berbicara
mengenai bagaimana perilaku bisnis itu yang baik dan etis, maka dalam
lingkupnya yang pertama ini sering kali etika bisnis disebut etika manajemen.
2.
Untuk
menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karyawan, dan masyarakat
luas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan
mereka yang tidak bolaeh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga. Pada
sasaran ini, etika bisnis bisa menjadi subversif. Subversif karena ia menggugah,
mendorong, dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh-bodohi,
dirugikan, dan diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktek
bisnis pihak manapun.
1.
Etika
bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Lingkup yang ketiga ini, etika bisnis lebih
menekankan kerangka legal-politis bagi praktek bisnis yang baik, yaitu
pentingnya hukum dan aturan bisnis serta peran pemerintah yang efektif menjamin
keberlakuan aturan bisnis tersebut secara konsekuen tanpa pandang bulu.
Sumber
: