UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
Mengapa Perusahaan Perlu Memperhatikan Perilaku Konsumen

NAMA
: DEDE SUPRIADI
NPM : 11211800
KELAS:
3EA07
Mengapa Perusahaan Perlu Memperhatikan Perilaku Konsumen
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Perkembangan usaha bisnis dalam era
globalisasi saat ini semakin pesat, ditandai dengan tingkat persaingan antar
perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan
perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup,
mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta berusaha memperkuat
posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan pesaing. Seorang pemasar
dituntut mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka
persaingannya dengan perusahaan lain. Pemasar juga harus menciptakan produk
yang mampu mengkarakteristikkan diri agar konsumen mengenal
produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengantarkan
identitas perusahaan agar mudah dikenal konsumen, merek menjadi hal yang
sangat penting.
Dalam mengenal Produsen
kita perlu mempelajari prilaku produsen sebagai perwujudan dari
seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan sebagai
suatu wakil realitias yang di sederhanakan. Model perilaku produsen dapat didefinisikan
sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk
menggambarkan aktiviras-aktiviras produsen. Model perilaku produsen dapat pula
di artikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan
Produsen dalam mengambil keputusan menjual dan mencari keuntungan
Adapun yang mempengaruhi factor-faktor
perilaku produsen yaitu :
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat
sosial, kelompok anutan dan keluarga. Sedangkan kekuatan
pisikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan
keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku produsen sangat
bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai
perilaku produsen.
Menganalisis perilaku produsen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan.
Menganalisis perilaku produsen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian
berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan
pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen
dan diri pribadinya.
Pemahaman akan perilaku konsumen
adalah tugas penting bagi para produsen. Para pemasar mencoba memahami perilaku
pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar
kepada konsumen sampai tingkat yang lebih tinggi masih ada. Beberapa produsen
masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada
konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama yang besar.
Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para
pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang
dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para produsen mengetahui factor yang
meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat merasakan atau
memenuhi factor tersebut.Tidak diragukan lagi, konsumen tergolong asset
berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa
eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik,
konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu biasanya
mereka hanya bisa membuat rekomendasi dari teman dan relasinya.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku
konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga
jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
dengan pertimbangan yang matang.
1.2. Rumusan Masalah
a.
Apakah pengertian dari perilaku konsumen dan faktor-faktor apa yang
mempengaruhi perilaku konsumen ?
b.
Apakah perilaku konsumen sangat besar
perannanya dalam meningkatkan daya beli konsumen terhadap suatu produk ?
1.3.
Tujuan Penulisan
a.
Untuk mengetahui pengertian dari perilaku
konsumen dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen
b.
Untuk mengetahui perilaku konsumen sangat besar
perannanya dalam meningkatkan daya beli konsumen terhadap suatu produk
1.4.
Manfaat Penulisan
a)
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sumber informasi dan
masukan bagi perusahaan guna untuk meningkatkan
jumlah penjualan produk .
b)
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pemahaman penulis tentang alasan
perusahaan perlu memahami perilaku konsumen dan hal-hal apa yang perlu diperhatikan produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen.
BAB II
Pembahasan
2.1.
perilaku konsumen dan faktor-faktor perilaku konsumen
Perilaku
konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran sangat berguna karena salah satu
alasan mengenai pentingnya pemasaran adalah perusahaan tidak hanya memproduksi produk
lalu menjualnya untuk mendapatkan laba yang besar, tetapi perusahaan juga ingin
agar konsumen menjadi loyal kepada perusahaan.Dalam mewujudkan tujuan pemasaran
dalam meningkatkan loyalitas pelanggan atau konsumen terhadap barang atau jasa
yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, maka kita perlu memahami perilaku
konsumen.“Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai
dengan pihak lain.”
Perilaku
konsumen sangatlah berkaitan dengan pemasaran. Kaitan antara perilaku konsumen
dengan pemasaran adalah perilaku konsumen sangat mempengaruhi kelancaran proses
pemasaran. Pemasar harus bisa memahami perilaku atau sikap dari masing-masing
individu yang menjadi sasarannya dalam memasarkan produk dan jasa.Perilaku
setiap individu berbeda-beda. Perbedaan itu juga terdapat ketika mereka
mengkonsumsi barang dan jasa. Konsumen dengan pendapatan yang tinggi dan kelas
sosial atas, pasti mengkonsumsi barang yang berbeda dengan konsumen dengan
pendapatan rendah dan kelas sosial bawah. Dalam hal ini, pemasar harus
menerapkanstrategi pemasaran yang berbeda antara konsumen kelas sosial atas
dengan konsumen kelas sosial bawah.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkah Laku Konsumen:
a.Faktor Kebudayaan
Kebudayaan
merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan
nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.
b. Faktor Sosial
Kelas sosial
merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun
secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku
yang serupa.
c. Faktor Pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.
d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.
2.2. Peranan Prilaku
Konsumen Dalam Meningkatkan Daya Beli
Perkembangan ekonomi saat ini sangat besar
pengaruhnya pada perilaku konsumen, selain itu sukses tidaknya suatu perusahaan
juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hal tersebut menyebabkan perlu
ditempatkan perilaku konsumen pada kerangka strategi pemasaran suatu
perusahaan. Dengan memperhatikan konsumen, maka akan mengetahui apa yang di
inginkan oleh konsumen saat ini. Perkembangan perekonomian saat ini, yang dapat
kita lihat sangat sulit karena keadaan negara kita sedang mengalami krisis
ekonomi, maka hal ini sangat mempengaruhi keinginan konsumen untuk mengkonsumsi
suatu produk. Pengaruh krisis ekonomi kita sebagai produsen (perusahaan)
menitik beratkan pada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran.
Keinginan konsumen timbul dari adanya satu persepsi positif terhadap suatu produk
yang dipasarkan oleh produsen. Konsumen sekarang ini mengalami krisis moneter,
kita sebagai produsen (perusahaan) harus dapat melihat sikap dan minat konsumen
yang sedang mengalami krisis moneter pada saat ini, dari hal ini kita dapat
menentukn stimulus yang tepat kepada konsumen agar konsumen tertarik pada
produk yang kita pasarkan. Jika hal ini ditelusuri lebih lanjut, dari ketiga
artikel/ karya ilmiah yang ditulis oleh beberapa penulis tersebut erat
hubunganya dengan perilaku konsumen.
Strategi produk didesain untuk mempengaruhi konsumen
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek,
strategi produk baru didesain untuk mempengaruhi konsumen agar mau mencoba
produk; untuk jangka panjang, strategi produk didesain untuk mengembangkan
loyalitas merek dan mendapatkan pangsa pasar yang besar.
A.
Karakteristik Konsumen
Dalam penganalisaan hubungan
konsumen-produk, adalah penting untuk menyadari bahwa konsumen itu beragam
dalam keinginan untuk mencoba suatu produk baru. Berbagai jenis konsumen yang
berbeda dapat mengadopsi suatu produk baru pada tahapan siklus hidup produk
yang berbeda pula.
Salah satu fokus utama penelitian konsumen
adalah untuk mengidentifikasi karakteristik inovator dan perbedaan mereka dari
konsumen lainnya. Ulasan terhadap penelitian yang dilakukan ini menemukan bahwa
inovator cenderung lebih berpendidikan dan lebih muda serta lebih memiliki
mobilitas sosial, memiliki lebih banyak sikap yang cocok untuk menghadapi
risiko (sikap petualang), partisipasi sosial yang lebih tinggi, dan lebih
memiliki sikap kepemimpinan ketimbang konsumen lainnya.
B.
Karakteristik Produk
Karakteritik
produk yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.
Kompabilitas (compability) adalah sejauh mana suatu produk konsisten
dengan afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen saat ini. Misalnya jika
kondisi-kondisi lainnya dianggap sama, jika suatu produk ternyata tidak
membutuhkan perubahan penting pada nilai-nilai dan kepercayaan konsumen atau
pada perilaku pembelian dan penggunaan konsumen maka konsumen tersebut akan
lebih cenderung mencoba produk tersebut ketimbang produk lainnya.
2. Kemampuan
untuk diuji coba (trialability) — sejauh mana suatu produk dapat
dicoba dalam jumlah yang terbatas, atau dipilih kedalam jumlah-jumlah yang
kecil jika untuk melakukan uji coba ternyata membutuhkan biaya yang tinggi.
3. Kemampuan
untuk diteliti (observability) — mengacu pada sejauh mana produk
atau dampak yang dihasilkan produk tersebut dapat dirasakan oleh konsumen lain.
Produk baru sering didiskusikan masyarakat sehingga cenderung diadopsi lebih
cepat.
4. Kecepatan
(speed) adalah seberapa cepat mamfaat suatu produk dipahami
oleh konsumen. Karena sebagian konsumen masih berorientasi pad keputusan yang
dengan cepat dirasakan ketimbang yang ditunda, produk yang dapat memberikan
mamfaat lebih cepat cenderung berkemungkinan lebih tinggi untuk paling tidak
dicoba oleh konsumen.
5.
Kesederhanaan (simplity) adalah sejauh mana suatu produk
dengan mudah dimengerti dan digunakan konsumen.
6. Mamfaat
relative (relative adventge) adalah sejauh mana suatu produk
memiliki keunggulan bersaing yang bertahan atas kelas produk, bentuk produk,
dan merek lainnya.
7.
Simbolisme produk (product simbolisme) adalah apakah makna suatu produk
atau merek bagi konsumen dan bagaimanakah pengalaman konsumen ketika membeli
dan menggunakannya
8. Strategi
pemasaran — sejumlah variasi karakteristik produk merupakan
penyebab keberhasilan atau kegagalan produk dan merek. Walaupun tidak
sepenuhnya merupakan suatu karakteristik produk, kualitas strategi pemasaran
yang digunakan juga memiliki peran apakah suatu produk itu berhasil dan
berkemampulabaan. Strategi pemasaran disini adalah dalam promosi, harga,dan
distribusi.
2.3.
strategi pemasaran yang tepat untuk keputusan pembelian pada konsumen
Dua
factor utama yang mempengaruhi konsumen, yaitu factor sosial budaya dan faktor
psikologis. Perilaku konsumen sangat menentukan dalam proses pengambilam
keputusan membeli yang tahapnya dimulai dari pengenalan masalah yaitu berupa
desakan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan.
Kepuasan
konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan
harapannya. Seorang pelanggan jika terasa puas dengan nilai yang diberikannya
oleh produk atau jasa masa sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan
dalam waktu yang lama.
Kepuasan
dibagi menjadi dua, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika.
Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk
yang dimamfaatkan sedangkan kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang
diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk.
Upaya-upaya untuk mempertahankan
pelanggan:
a. Menyulitkan pelanggan untuk
mengganti pemasok. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara agar tidak
berdampak pada pelanggannya untuk berganti pemasok.
b. Memberikan kepuasan yang tinggi.
Dengan cara ini maka akan sulit bagi pesaing untuk masuk walaupun dengan harga
yang lebih murah atau rangsangan lain.
BAB III
Penutupan
3.1.
Kesimpulan
Konsumen
tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu
bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan
pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari
itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.
Perlu dikatehui bahwa, sebuah
perusahaan perlu memperhatikan dimana posisi yang akan ditempati pada saat
melakukan persaingan agar tidak menjadi perusahaan yang asal ikut bersaing
namun tidak memliki kompetensi yang cukup dengan perusahaan yang lain.
Perusahaan/pemasar yang bersaing juga perlu melakukan identfikasi terhadap lawan
atau pesaingnya dan jangan menjadi lengah pada saat perusahaan sedang menjadi
pemimpin pasar karena di satu sisi pesaing (baik penantang, pengikut maupun
ceruk) akan mengintai kelengahan yang menjadi titik kelemahan perusahaan atau
pemasar tersebut.
Dalam
mewujudkan tujuan pemasaran dan meningkatkan loyalitas pelanggan atau konsumen
terhadap barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, maka kita
perlu memahami perilaku konsumen. Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh
perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin. Banyak pengertian
perilaku konsumen yang dikemukakan oleh pada ahli, salah satunya yang
didefenisikan oleh Angel dan kawan-kawan (1994) yang mengatakan bahwa perilaku
konsumen sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi
serta menghabiskan produk barang dan jasa termasuk proses keputusan yang
mendahului dan penyusuli tindakan tersebut.
Daftar
Pustaka
1. Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen,
cetakan pertama, Graha Ilmu, Jakarta.
2. Academia.edu/rangkuman-manajemen-pemasaran-phillip-kottler-edisi-2011.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar